Lebaran Hari Rabu Tanggal 27 Mei 2020

Assalamu'alaikum wr. Wb


Rabu kemarin saya mendapat telepon dari adik suami saya.

"Ni, apa ada di rumah uni? Kami mau ke sana". Katanya.

“oh, ya uni ada di rumah silahkan datang! Kata saya.

“baiklah ni, kami siap-siap dulu”, katanya.

“silahkan, kata saya.


Sejak menerima telepon itu saya dan anak-anak bersiap untuk memasak makanan. Makanan yang kami masak nasi, sambal cabe kering, telur dadar, dan gulai daun singkong tambah jengkol.

Kami membagi tugas, kalau tugas bersih-bersih saya tugaskan pada anak saya vivi. Tugasnya membersihkan semuah sampah yang ada di halaman dan di dalam rumah. Sampai dengan membentangkan tikar karpet.

Tugas berikutnya untuk anak saya resky. Dia saya beri tugas untuk, memeras kelapa dengan air panas. Kemudian, menggiling cabe.

Sedangkan Milly anak sepupu saya, mengupas bawang dan mencuci piring. Dari mengeluarkan piring yang ada di lemari, dan mencucinya.

Sedangkan saya sendiri mengaduk sambal gulai yang sudah diperas santannya. Dicampur dengan cabe giling yang sudah disiapkan.

Setelah, sambal gulai masak. Saya menyuruh Resky untuk manyangrai cabe kering sampai garing. Setelah itu, saya menyuruh Resky untuk langsung menggilingnya.

Saya menghidupkan kompor, dan menggoreng ikan kering yang sudah disiapkan. Selanjutnya, dengan bawang merah yang sudah diiris oleh Milly.

Setelah, sambal cabe kering masak, sambal dilanjutkan dengan membuat telur dadar oleh Resky dan Milly.

Jam sebelas siang, semua sambal yang kami siapkan telah selesai. Saya dan keluarga bersiap untuk menyambut adik suami saya.

Mereka datang jam 12.05 Wib.   Mereka datang dengan satu mobil. Berjumlah 9 orang. Dengan jumlah laki-laki 4 orang dan perempuan 5 orang.

Yang perempuan langsung naik ke dalam rumah. Mereka makan kue yang telah disajikan. Dan juga meminum sirup.

Yang laki-laki asyik bermain layang-layang bersama dengan suami saya. Akhirnya, kami menunggu mereka selesai main layang-layang.

Kegiatan kami lanjutkan dengan shalat zuhur. Shalat dilaksanakan secara bergantian. Setelah selesai shalat, kegiatan berikutnya makan bersama.

Hidangan kami sajikan sambil menunggu para laki-laki untuk masuk dan mencuci tangan. Kami semua makan bersama dan terasa enak sekali. Walaupun, hidangannya hanya sederhana.

Saat matahari mulai bergerak ke arah barat, kami semua pergi mengelilingi taman hutan. Pemandangannya sangat indah sekali. Ada berwarana warni bunga piladang.

Ada juga, hiasan dari kawat yang sengaja dibuat, dan diisi dengan pot bunga yang kecil. Pot tersebut berharga  sekitar dua ribu rupiah.

Semua tamannya dicat dengan warna warni yang indah. Taman hutan membuat suasana hati menjadi sejuk, dan terhindar dari kebisingan.

Sebenarnya taman hutan ini tutup. Tetapi, kami masuk melalui jalan di atasnya. Taman hutan ini ditutup sejak adanya covid-19. Mulai dari lockdown hingga PSBB.

Setelah, capek di sana anak-anak lapar. Kami langsung ketugu ayam. Kami lewat dari jalan depan rumah ke wabup.

Semuanya senang di sana, dan mulai mencari makanan yang mereka sukai. Mulai dari sate, balon, pop mie, piscok, dan es tebak. Serta masih banyak lagi yang lainnya.

Kami di tugu ayam, masih dalam keadaan sepi. Belum ada pengunjung. Setelah satu jam kami di sana pengunjung mulai berdatangan, maka kami langsung pergi dari sana.

Kami sepakat mau pergi ke palo banda tangah padang. Palo banda tangah padang adalah sejenis aliran air untuk daerah cupak. Hanya saja dibuat seperti pemandian.

Sebenarnya pemandian yang ada disana merupakan kali yang dangkal. Dan arus airnya tidak begitu deras. Airnya terus mengalir, sehingga semua kotorannya bisa hanyut dan tidak singgah dibadan orang lain.

Airnya sejuk, banyak orang yang berdatangan ke sana. Baik yang dari daerah tersebut maupun dari luar daerah.

Kalau dilihat pemandian ini juga asyik, karena jauh dari keramaian. Selama masa pandemi ini, pemadian plao banda ramai pengunjung.

Tempat pemandian ini merupakan wilayah baru bagi kami. Sehingga butuh kehati-hatian dalam mandi di sana.

Kami berada di sana, selama lebih kurang satu jam. Mereka mandi sampai menggigil kedinginan. Setelah itu mereka memesan mie, bakso bakar. Makanan itu mereka makan sampai ke parkiran mobil.

Parkiran mobil lumayan jauh dari pemandian tersebut. Jalannya penuh dengan pendakian yang terjal. Tetapi, masih bisa dilaui dengan motor. Untuk motor bisa diparkir saja di dekat palo banda.

Dengan napas terengah-engah kami semua langsung pulang. Dengan satu mobil dan satu motor beat. Kami beriringan pergi ke sana.

Sampai di rumah kami jam 18.30 Wib. Saat masuknya shalat magrib. Setelah kami sampai di rumah, adik saya pergi kembali ke rumahnya. Kami dan keluarga yang lain bersiap-siap untuk melaksanakan shalat magrib.

karena sibuk baru bisa diposting sekarang.



Komentar