Perayaan Idul Fitri 1441 Hijriyah

Shalat Idul Fitri 1441 Hijriyah, di Panta Koto Anau. Shalat yang dilakukan jam 07.15 Menit.
Imam shalat di pimpin oleh ustad Rahmat  (samaran).

Sebelum shalat pengurus mengumumkan bahwa shalat hari ini tanpa salam. Maksudnya tidak bersalam-salaman di dalam mesjid. Dan setelah khutbah selesai semua jamaah harus pulang.

Kemudian, pengurus mesjid juga menyampaikan sumbangan shalat dari para jemaah diperoleh 5.650.000 rupiah.

Shalat Id dimulai dengan 7 takbir yang pertama dan 5 takbir di rakaat yang kedua.

Pelaksanaan shalat Id diadakan di Panta, karena daerah ini Alhamdulillah tidak ada covid 19.Semua perantau tidak ada yang pulang.

Tetapi, sebelumnya shalat Tarawih tidak ada dilaksanakan. Patuh terhadap pemerintah, akan adanya perintah lockdown. Shalat tarawih, Hanya dilaksanakan pada 2 minggu terakhir.

Untuk daerah Kayu Aro, dan sekitarnya memang tidak ada dilaksanakan shalat ID berjamaah. Patuh terhadap perintah dan surat dari wali nagari dan Bupati Solok.

Katu Aro memang daerah rawan, karena berada di Jalan Raya. Sehngga, pelaksanaan Id bisa tidak dilakukan.

Makanya, saya melaksanakan shalat Id di Kampung halaman. Kebetulan kampung saya bersebelahan dengan tempat tinggal.

Inti dari khutbah Idul Fitri pada hari ini, umat Islam harus kompak dan bersatu melawan kekafiran.  

Walaupun,  kita melaksanakan ibadah kepada Allah berbeda beda caranya. Yang penting tuuannya sama, yaitu untuk memperoleh pahala dari Allah.

Setelah, shalat saya langsung pulang. Sesampainya di rumah saya dan keluarga bermaaf-maafan. Suasana mengahrukan saat bersalaman dan berkumpul keluarga. 

Kegiatan bermaafan saya lanjutkan dengan keluarga di rumah mertua. Saya dan suami serta anak-anak pergi ke sana. Kegiatan saya dan keluarga juga sangat mengharukan. 

Saya dan keluarga hanya datang ke keluarga terdekat saja. Kami takut nanti bertamu ditolak. karena sudah ada larangan dari pemerintah. 

Setelah itu, saya melanjutkan kegiatan bersalaman di rumah bako saya. Suasana mengharukan juga terjadi di sana. Setelah itu, saya juga pergia ke tempat sepupu di kampung. 

Hanya keluarga terdekat saja yang saya salami. Saya tidak mau mengambil resiko untuk berdatangan ke rumah orang. Apalagi suasana covid-19. 

Kemudian, saya dan keluarga melanjutkan kegiatan di rumah orang tua saja. Setelah jam 16.00 Wib. Saya kembali ke Kayu Aro. Lebaran tahun ini memang beda dari tahun biasanya. Tahun ini jalan raya sepulang kami dari kampung terasa hening. Tidak ada kendaraan, tidak ada kemacetan.  

Komentar