Hari Yang melelahkan, Kesabaran
Kemarin aku lelah, mengantarkan bahan SPJ BOS ke Dinas Pendidikan. SPJnya siap diperiksa dan hanya sedikit kurang, yaitu absen. Tetapi, SK guru honor juga diganti dengan SK kepala Sekolah. Yang saya lampirkan adalah SK dari Kepala Dinas. Namun, pemeriksanya tidak mau terima. Untuk kelancaran urusan saya, lalu saya mengiyakannya.
Selanjutnya saya pergi ke Bu Wir di suruh pemeriksa tadi. “Bu, tolong minta stempel” kata pemeriksa SPJ tadi.
Saya langsung pergi ke tempat ibu tersebut.
“Bu minta stempel di suruh ibu Rini”, kata saya. Ibu Rini adalah pemeriksa SPJ.
“Apa ibu sudah kaembali dari ibu Meri?” Katanya.
“Belum”, kata saya menjawab sambil beranjak pergi.
Saya langsung pergi ke tempatnya bu, Meri. “Bu tolong periksa ini”! Kata saya sambil menyodorkan bahan saya.
“Apa iu sudah dari pak Pen”? kata bu Meri.
“Belum”. Jawab saya.
“Pak, tolong lihat ini”! kata saya smbil menyosorkan bahan ke Bapak tersebut.
“Baik, bu. Mana bahan ibu”? kata beiau.
Bapak tersebut melihat bahan yang saya bawa, dan mencocokkannya dengan bahan beliau yang ada di komputer beliau. Kemudian beliau meminta saya untuk mengulang kembali meminta rekening koran. Karena rekening koran yang saya punya hanya sampai bulan April. Tetapi, beliau meminta sampai bulan Juni.
“Baik, Pak”. Jawab saya sambil pergi.
Saya pergi ke bank sambil berjalan kaki. Sampainya di sana, saya langsung masuk dan menemui pegawai bank.
“Kak, saya minta rekening koran”? heh....dikasari oleh pegawainya.
“Besok aja ya buk, katanya lagi. Saya lagi banyak kerjaannya. Nanti kalau saya ngeprint, hilang yang saya buat ini. Katanya lagi. Sambil terus mengetik dan melihat ke komputer. Dengan sesekali dia menoleh ke kertas yang ada di mejanya.
“Kak, saya ditunggu orang Dinas sekarang, makanya saya ke sini”, jawab saya. Saya tetap menunggu di kursi tunggu yang ada di bank. Dalam hati saya hanya bisa berdo’a dan sabar. Kalau saya yakin pasti akan berhasil membawa rekening koran tersebut.
Sambil mengetik dia berbicara panjang lebar sampai dia bilang, “bu, tunggu sebentar ya, nanti saya keluarkan. Dan saya bantu untuk kali ini saja”.
“Ya, kak”. Jawab saya.
“Besok-besok ibu mau meminta rekening koran ibu harus membawa surat. Ini contoh suratnya bu”. Sambil menyodorkan surat itu ke saya, dan sempat saya foto. Sambil menjawab, saya memfoto surat tersebut.
“Kak, saya kemarin meminta rekening koran tidak memakai surat”.
“Iya besok ibu memakai lagi. Ada orang memakai surat, katanya lagi”.
“Iya, kak, jawab saya”.
“Ini, bu suratnya, katanya lagi”.
“Makasih, kak”. Jawab saya.
Setelah itu, saya kembali ke dinas. Dan sampainya di dinas, “bu, bahan ini salah”, masih yang lama katanya lagi.
“Pak, itu yang saya terima dari buk kepala sekolah sesuai data yang terbaru”. Jawab saya. Sambil saya meminta contoh yang aslinya.
“Ada contoh yang betulnya. Apa ibu ada plestis? katanya lagi.
“Iya ada pak”. Jawab saya sambilkan menyodorkan plestisnya.
“Ibu lihat saja nanti, SDN 07 Batang barus. Kemudian ganti saja file tersebut”. Katanya lagi.
“Baik, Pak”. Jawab saya sambil mengambil plestis dan beranjak dari sana. Saya langsung pulang dengan berjalan kaki.
Sampainya di persimpangan halte saya terasa lapar. Saya belum makan dari pagi. Jangankan makan minum air saja saya belum. Padahal waktu dipersimppangan, jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB.
Saya makan dulu di warung pinggir jalan kebetulan warungnya tidak ramai.
Setelah selesai makan saya pergi pulang untuk istirahat. Kegiatan blak-balik yang membuat saya capek. Dan istirahat.
Komentar
Posting Komentar