Mengatasi Writer's Block
Assalamualaikum Warahmatullahi
wabarakatuh.
Peertemuan kuliah menulis malam
ini diharapkan mulai pukul 19.00 Wib.
Dengan dipandu oleh moderator
Maesaroh, M.Pd sang Blogger Millenial.
Materi yang akan kita dapatkan berjudul,Mengatasi
Writer's Block. Yang akan disampaikan oleh Narasumber cantik yang cerdas asal
kota Subang.
Sang peraih Penghargaan Bupati
Subang (2020), pula peraih Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang
membanggakan hingga karyanya yang mampu menembus Penerbit Mayor, memberikan
jejak prestasi literasi yang baik bagi
tanah Subang.
Beliau gemilang dengan karya di
masa muda yang membahana, semangat literasi yang luarbiasa memikat hati para
pembaca.
Beliau adalah perempuan cerdas bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.
Kuliah malam ini, dibagi menjadi
4 segmen:
1. Pembukaan
2. Penjabaran materi (19.00-20.00
WIB)
3. Sesi Tanya Jawab (20.00-21.00WIB)
4. Penutup (21.00-selesai)
Sebelum kegiatan dimulai, seluruh
peserta diharapkan untuk dapat berdoa sesuai dengan agama masing-masing.
Bismillahirrahmanirrahim.
Sebelum masuk pada kegiatan
intinya, ibu Ditta membagikan sebuah foto. Kemudian meminta peserta untuk dapat
menuliskan tulisan tentang foto tersebut.
Berikut aturannya:
1. Saya akan membagikan sebuah
foto.
2. Silakan membuat tulisan (boleh
cerpen, puisi, dan lain lain). Minimal 3 paragraf/bait.
3. Waktu yang diberikan adalah 15
menit.
4. Selama tantangan, grup akan
dibuka. Jadi, bagi yang sudah menyelesaikan tantangan, silakan langsung kirim
di grup.
5. Grup akan dikunci jika waktu
tantangan telah habis, kemudian dilanjut materi.
Seberapa kuatnya sigatotkaca
Gatotkaca.....
Terbuat dari kawat tulang dan
besi
Gatotkaca.....
Berbentuk kecil tapi,,,
Kuat dan berani
Melawan musuh-musuhnya
Yang begitu besar
Gatotkaca.....
Bisa terbang Walau tanpa sayap
Mengarungi kejahatan
Berdiri di atas kebenaran
Mampukah kita seperti Gatotkaca?
Bisa melawan musuh kita
Yang sangat kecil
Virus covid 19
Yang merajalela
Bagaimana Bapak/Ibu?
Apakah ada yang sempat merasa tak
punya ide menulis?
Sudah menulis tapi kemudian
kehilangan kata-kata?
Kalau iya, bisa jadi kita sedang
terserang writer's block loh. Alias kebuntuan menulis.
Wikipedia mengartikan writer's
block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak
menemukan gagasan baru untuk tulisannya.
Sulit fokus, tidak ada inspirasi
menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi
untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB.
Keadaan ini bisa menimpa penulis
pemula maupun profesional.
Karena writer's block umumnya
tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.
Lalu, berapa lama WB bisa
terjadi?
Jawabannya tergantung seberapa
cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut.
Dengan kata lain, WB bisa terjadi
dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun.
Pertanyaannya, mau sampai kapan
kita biarkan WB ini berlangsung?
Agar bisa mengatasi writer's
block, langkah penting yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebabnya.
Dengan mengetahui penyebab, kita
bisa lebih fokus mencari solusinya.
Lalu, apa saja penyebab writer's
block?
Istilah writer's block diambil
dari kamus Oxford.
Misal seperti tantangan kita di
awal. Bagi penikmat seni wayang atau sejarah, mungkin tidak menemui kesulitan
berarti saat harus menulis tentang wayang. Tetapi bagi yang tidak ada hobi seni
tersebut, maka akan menjadi sebuah kendala.
Adapun langkah-langkah yang bisa
diambil untuk melawan writer's block adalah:
Mencoba metode/topik baru dalam
menulis bisa jadi salah satu penyebab WB.
Bagaimana cara mengatasinya?
Dengan cara teguhkan komitmen,
lalu mencari bahan bacaan tambahan tentang topik yang sedang dibahas waktu itu.
Salah satu contoh adalah tentang wayang yang ada pada tantangan pertama. Kita
cari tahu terlebih dahulu tentang wayang tersebut. Maka WB yang terbentuk bisa
segera kita hancurkan.
Tak hanya topik baru, metode baru
dalam menulis pun bisa membuat kita terserang WB.
Misal jika kita terbiasa menulis
karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki
metode penulisan yang berbeda.
Bagi yang belum terbiasa, tentu
akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya.
Pada kasus ini, mempelajari
teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan
dampak WB.
Stress, Lelah Fisik/Mental juga
bisa menjadi penyebab kita terserang WB.
Terlalu memaksakan diri dalam
banyak pekerjaan hingga membuat tubuh lelah bisa membuat kita burn out. Hanya
sedikit yang masih mampu menulis dalam keadaan sakit/lelah fisik. Pada kondisi
ini, istirahat sejenak tentu menjadi pilihan terbaik.
Maka ketika penat,
beristirahatlah sejenak. Cari ruang dan udara segar. Lakukan hal-hal yang
membahagiakan. Refresh kembali hati dan pikiran kita sehingga kita bisa
mendapat inspirasi baru.
Terlalu perfeksionis pun bisa
menjadi penyebab kita sering terkena WB.
Karena Perfeksionis itu bisa
mematikan kreativitas kita dalam menulis
Saat menulis, orang yang
perfeksionis mungkin akan berpikir apakah kalimatnya sudah tepat? Apakah ada
kaitan dari paragraf satu ke paragraf lainnya?
Atau ...
Ketika seseorang pernah sangat
populer dengan tulisannya. Misal postingan di blog yang baca hingga ratusan
bahkan ribuan. Menerbitkan buku hingga best seller.
Nah, yang seperti ini pun bisa
jadi terjebak dalam lingkup perfeksionis.
Tulisan sebelumnya booming, yang
sekarang tentu harus booming juga. Harus laku juga. Harus banyak yang baca
juga.
Kekhawatiran seperti itu justru
bisa membuat WB nempel lebih lama pada kita.
Jika ini terjadi, maka ...
Ingatlah kembali alasan awal kita
menulis. Tujuan kita menulis. Masa-masa saat kita merintis menjadi seorang
penulis
Sebelumnya mungkin kita berfikir
apa itu WB? Tapi pada pertemuan ini terjawab semua beserta tips mengatasinya.
Alur cerita yang baik dengan
menuliskan cerita sesuai tema yang kita buat sampai selesai. Tulisan yang
selesai tentu lebih utama. Adapun tidak sesuai alur itu urusan tahap berikutnya
: editing.
Penyebab writer's Block adalah: Stres,
lelah mental, dan kembali ke awal tujuan kita menulis untuk memulai lagi.
Cara efektif dan cerdas mengatasi
WB adalah jalan-jalan merefresing otak bersama keluarga, menonton TV dan Membaca
buku yang ringan-ringan saja. Novel karya Tere Liye misalnya. Blog walking juga
bisa. Dan baca-baca materi terkait tema yang akan ditulis.
Cara mengatasi WB yang membuat kita
malas ketika mulai menulis adalah dengan
Memiliki komitmen/kompetensi
menulis yang sangat tinggi. Justru orang yang rajin menulislah yang memiliki
peluang besar terserang WB.
Namun demikian, untuk mengatasi
rasa malas menulis, bisa dicoba dengan membuat target atau tantangan. Atau yang
lebih menyenangkan, beri reward untuk diri sendiri saat telah selesai menulis.
Saat mau menulis hilang saja
ide-ide yang akan dituli. Cara mengatasinya adalah: Selalu siap sedia catatan
saat menemuka ide-ide.
Writer's Block yang berkepanjangan dapat berakibat buruk pada kesehatan:
Bagi penulis sejati, tentu saja
bisa berakibat buruk pada kesehatan. Ibarat pendaki yang kehilangan kaki.
Penulis sejati (ia yang mencurahkan hidupnya dengan menulis, menjadikan menulis
sebagai kebiasaan dan kebahagiaan, berbagi inspirasi dan motivasi dengan
menulis) tentu akan sedih/stress bila tak bisa menulis.
Dalam dunia kesehatan tentu kita
bisa sepakat bahwa stres bisa memicu banyak penyakit lainnya. Mag adalah salah
satunya.
Mengatasi WB agar tidak terlalu
lama dengan banyaknya aktivitas berpikir, salah satu yang bisa dicoba adalah
gunakan golden Time saat menulis. Golden Time itu adalah waktu yang baik dan
menyenangkan bagi kita untuk menulis. Tiap orang punya golden Time
masing-masing. Ada yang fokus menulis sebelum tidur. Ada yang bisa fokus
menulis saat menjelang matahari terbit. Ada yang selalu mendapat inspirasi jika
menulis sambil mendengarkan lagu, ada juga yang harus sepi hingga suara
jangkrik pun terdengar.
Untuk menghindari writer's block,
yang dilakukan adalah Pada dasarnya, WB yang menimpa setiap orang akan berbeda.
Maka penanganannya pun akan berbeda.
Yang lebih tau kelebihan dan
kekurangan diri, sesungguhnya adalah diri kita sendiri. Apapun yang terjadi
maka kita sendirilah yang akan mengatasi dan berusaha keluar dari setiap
masalah tersebut terutama WB.
Maka cara paling efektif untuk
menghindari WB adalah dengan mengenali diri sendiri. Menemukan titik-titik
sumber kebahagiaan sehingga WB akan jauh dari kita.
Jika WB menghampiri, stress
diatasi,Lelah terselesaikan, kurang bahan sudah tercukupi,perfeksionis
terlalui..masih mungkinkan ada penyebab lain yang mengakibatkan WB datang lagi.
WB dalam dunia menulis itu ibarat
sebuah siklus sebetulnya. Ketika kita bisa menyelesaikan WB tahap pertama, maka
akan ada WB tahap berikutnya. Karena pasti tantangan dalam menulis akan selalu
ada.
Penyebab WB bisa saja sama, tapi
dengan kadar yang berbeda.
WB karena masalah perfeksionis,
maka penulis harus menurunkan standar yang hendak dicapai. Tidak. Memasang
standar tertentu untuk tulisan kita tentu hal yang baik. Hanya saja, kita harus
selalu mawas diri agar tidak tenggelam dalam sikap perfeksionis tersebut.
Tetapkan standar sambil terus bergerak. Jadi tak perlu menurunkan standar
selama kita masih bisa menguasai keperfeksionisan kita.
Untuk mencegah munculnya writers
block adalah dengan cara menghindari stres, Cukup istirahat, Buat target yang
bisa kita jangkau. Intinya jangan lupa bahagia.
Tulisan yang sudah dibuat di blog
kemudian dapat kritikan itu hal yang biasa. Hanya saja kita harus mengubah
outline sebagai salah satu cara untuk mengatasi WB. Tapi, jika mengubah outline
justru mendatangkan WB, mungkin kita harus periksa kembali.
Jika masalah bisa diatasi dengan
menambah referensi, maka ayo baca. Namun, jika terkait teknis, sebaiknya minta
untuk dikoreksi kembali.
Cara mencegah WB bagi penulis
adalah bahagia. Bahagia. Bahagia merupakan segala obat untuk berbagai penyakit.
Termasuk WB ini. Jadi berbahagialah terus agar kita terhindar dari penyakit WB.
WB sebetulnya bisa terjadi di
awal, tengah maupun akhir tulisan kita.
Namun lebih banyak yang mengira
bahwa WB itu dirasakan di awal atau tengah saja.
Nah untuk kasus Pak Endang, mari
gunakan rumus pembalap. Dalam menulis pun begitu. Terkadang, kita memang harus
membutakan diri dengan segala kaidah agar tulisan kita bisa rampung.
Ini pernah saya alami. Menulis
tanpa memikirkan tanda baca memang sulit dilakukan di awal. Tapi jika sudah
terbiasa, sungguh itu sangat membantu dalam mengatasi WB. Minimal, mengurangi
durasi WB nya.
Orang-orang yang perfeksionis.
Mereka selalu bisa melampaui batas untuk hal-hal yang positif. Bisa itu karena
biasa. Dalam menulis pun sama. Asalkan kita konsisten menulis. Menambah jam
terbang kita dalam menulis, dengan sendirinya ketidakteraturan menulis, tulisan
yang tanpa arah, dan kesalahan-kesalahan lain akan berkurang.
Mengapa? Karena setiap kita
menulis, setidaknya kita akan melakukan self editing. Melakukan refleksi baik
sadar/tidak. Dan hal tersebut akan menjadikan kualitas tulisan kita semakin
baik.
Komentar
Posting Komentar