MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELUR
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Ada suka dan duka kita lalui
bersama. Tentu akan terkenang sepanjang masa. Inilah pelatihan unik di masa
pandemi. Kita tak bertemu secara langsung. Namun kita merasa bertemu langsung
dengan narasumbernya.
Malam ini adalah pertemuan
terakhir kita di gelombang 18.
Awal membuka kelas ini, saya
tak pernah menyangka dapat menghadirkan para narasumber hebat yang luar biasa.
Bahkan bisa mengundang narsum yang jauh dari Nusa Tenggara Timur.
Saya persilahkan ibu moderator
memimpin jalannya acara. Mungkin ada sedikit kejutan di malam terakhir kita
belajar ini. Pertemuan ke 30 yang penuh kenangan dan akan terukir abadi sebagai
kenangan terindah.
Silahkan ibu @Maydearly saya siapkan sapu tangan untuk kawan kawan luar biasa di wa
group ini
Terimakasih Om Jay. Malam ini
saya sedikit gemetar, tak mampu berkata-kata, dengan pandangan yang
berkaca-kaca. Betapa ini pertemuan yang ingin rasanya saya tolak. Rasa bersama
yang ingin terus di jalani, membuat saya lupa jika saya akan menyimpan rindu
untuk seabad.
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Selamat malam Bapak/ Ibu
Pegiat Literasi Se- Nusantara.
Kembali lagi berjuma dengan
saya Sang Blogger Milenial.
Malam ini, adalah malam
terakhir yang akan kita lewati selama 30 pertemuan lepas kita menyusuri samudra
ilmu yang tak pernah saya dapatkan sebelumnya.
Untuk itu dengan segala upaya
saya meminta beberapa rekan untuk membanti lancarnya acara malam ini.
Saya ingin ada kesan mendalam
untuk pertemuan terakhir ini.
Namun, sebelum kuliah dimulai,
kita akan memasuki acara seremonilal.
Kuliah malam ini, dibagi
menjadi 4 segmen:
1. Pembukaan (19.00-19.30 WIB)
2. Penjabaran materi
(19.30-20.30 WIB)
3. Sesi Tanya Jawab
(20.30-21.30WIB)
4. Penutup (21.30-selesa)
Susunan acara
1. Pembukaan
2. Pembacaan puisi
3. Tayangan Video
4. Ungkapan kesan pesan
5. Ucapan terimakasih
6. Pembacaan do'a
Mari bersama kita buka acara
ini, dengan membaca do'a menurut kepercayaan masing-masing.
Terimakasih untuk Om Jay yang
sudah membuka dan mengantar pada materi malam ini.
Selanjutnya, acara kedua.
Izinkan saya mengantarkan sebuah sajak untuk seluruh peserta dan panitia yang
membersamai saya menuliskan cakrawala pengetahuan.
Memeluk Rindu Seabad
Oleh: Maesaroh
Aku akan memeluk rindu seabad
Setelah api pertemuan hampir
padam
Jemariku hanya menari
See you good bye.
Binar di mataku menguap hingga
pucuk kesedihan
Terjerambab pada rindu seabad
Lewat angin dan hujan
Ku titipkan rindu yang lupa
berteduh.
Rindu tercipta atas sebuah
perpisahan
Senja pun pulang membawa
temaram
Setampuk lamunan menarik
harapan
I wanna meet you.
Perpisahan ini hanya ilusi
Biarkan kenangan menjadi guru
Menjadi kapal-kapal rindu
Yang berlayar menuju impian.
Lebak, 21 Juni 2021
Baiklah, setelah ini akan saya
buka grup untuk mempersilkan Pak Syamsul mengantar sebuah video Mohon jangan
menyela, Kecuali yang saya persilakan masuk.
Selanjutnya, acara ketiga penyampaikan
kesan dan pesan. Kepada Ibu Susi Mulyasih dipersilahkan.
Ijinkan saya mewakili
teman-teman semua tuk menyampaikan pesan dan kesan kami selama pelatihan
belajar menulis gelombang 18 ini.
Pelatihan belajar menulis yang
sungguh luarbiasa ini telah mengajarkan banyak hal. Dari yang tadinya tudak
tahu apa itu blog apalagi menggunakannya, kini melalui wadah oelatihan ini kami
bukan hanya sekedar tahu tapi kini blog menjadi sahabat keseharian kami.
Kami yang tadinya ragu untuk
menulis, tidak PD, takut ditertawakan, melalui wadah pelatihan ini, jiwa
menulis kami terus dipupuk hingga tumbuh benih-benih keyakinan dan memiliki
insting kuat tuk menulis bahkan kini satu demi satu, buku karya kami mulai
terbit.
Setelah mengikuti pelatihan
belajar menulis ini barulah kami menyadari betapa nikmatnya menulis,
menyalurkan apa yang ada di isi kepala, apa yang ada di hati, apa yang dilihat
oleh mata. Setiap hari muncul gejolak dalam hati tuk menggerakkan tangan walau
hanya untuk menggoreskan sebuah kalimat.
Bersama pelatihan ini juga
hati kami di ikat menjadi satu keluarga. Rasanya baru kemarin kebersamaan ini kita
buat, ternyata kini sudah di ujung perpisahan.
Semoga kebersamaan ini
bukanlah yang terakhir karena hari esok masih panjang tuk mengukir cerita
bersama. Bahkan jika dibuat cerita tak akan pernah berakhir cerita kita.
Peserta pelatihan angkatan 18,
tak akan ada kata yang sanggup tuk melukiskan kebersamaan kita.
Mungkin hanya itu yang sanggup saya ungkapkan pada kesempatan ini, saya kembalikan kepada moderator kita. Bu Maesaroh.
Baik, terimakasih bu Susi.
Sungguh ungkapan yang luarbiasa.
Selanjutnya, acara ke empat
ucapak terimakasih. Kepada ibu Tuti dipersilakan!
Terima kasih bu moderator.
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita
semua. Alhamdulillah malam ini kita msh dapat bertemu secara maya via WA grup
yang sangat kita cintai ini.
Pada pertemuan terakhir ini ,
izinkan saya mewakili rekan2 peserta pelatihan menulis gelombang 18
menyampaikan banyak terima kasih kepada penulis2 hebat yang telah mewakafkan
ilmunya dengan ikhlas dan hanya mengharap imbalan pahala dari Allah SWT. Kepada
tim dan narasumber hebat komunitas ini, Omjay, Bu Kanjeng, Pa Brian, Bu Aam, Bu Ditta, Pa Haji Thamrin Dahlan, Bu
Rita, Bu Noralia, Prof Eko Indrajid, Pa Cipto, Cak Inin, Pa Emcho, Pa Dedi
Dwitagama, Pa Akbar Zainudin, Cang Ato,
Bu Mayor Nani, Pa Suparno, Pa Ajinatha, Pa Susanto, Pak Sudomo, Pa Joko, Pa
Edi, dan narasumber lainnya yang maaf
belum saya sebutkan (berarti saya tdk menyimak materinya, hehe.. ) kami sangat
berterima kasih atas ilmu, waktu, tenaga,
dan kesempatan kepada kami hingga kami bisa mengenal liku-liku menulis
dari awal menemukan ide, teknik menulis, mengenal blog, sampai ke jenjang
penerbitan. Semuanya sudah kami ketahui dari pelatihan ini. Semangat, motivasi,
dan inspirasi selalu ada dan kami dapatkan dari kegiatan ini. Semoga ilmu yang
Bapak/ Ibu narasumber berikan akan memberi manfaat khususnya utk kami para
peserta, umumnya utk semua guru di seluruh pelosok negeri ini, aamiin...
Sekali lagi, saya haturkan
terima kasih, mohon maaf apabila dalam pelaksanaannya ada salah dan khilaf dari
kami. Insyaa Alloh kami akan jaga selalu silaturahmi, sehingga kemenangan bukan
milik pribadi, akan tetapi milik kita bersama, sebagai penulis yang dirindukan
oleh pembacanya...
Demikian ucapan terima kasih
dari kami. Akhirul kalam, saya ucapkan jazakumullohu khoiron katsiro,
wassalamualaikum wr. wb..
Beberapa quote yang masih saya
hafal di antaranya:
"Menulislah tiap hari dan
buktikan apa yang terjadi."
"Biarkan tulisanmu
menemukan takdirnya sendiri"
"Menulis itu seperti
pipis dan pup, kerjakan, nikmati, lupakan."
Baiklah Bapak Ibu hebat, untuk
penutup akan di sampaikan di sesi setelah materi.
Setelah ini kita akan memasuki
materi, dan grup akan saya kunci kembali.
Malam ini saya akan
membersamai Ibu Lilis Sutikno.
Bagi yang ingin bertanya
silahkan kirim ke nomor 085319209113.
Ini adalah CV Beliau. Silahkan
di simak.
Untuk mengoptimalkan waktu,
kepada Ibu Narasumeber dipersilakan.
Terima kasih. Semoga ada guna
dan mamfaat
Bismillahirrahmanirrahiim . .
.
Assalammu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh . . .
Selamat malam . . .
Salam sejahtera bagi kita
semuanya . . .
Om Swastiastu . . .
Namo Buddhaya . . .
Salam Kebajikan . . .
Salve . . .
Alhamdulillahi Robil’alamin, saya secara pribadi merasa bangga
dan senang bisa bergabung kembali
bersama Om Jay (Guru Hebat saya dalam menulis buku).
Dari kelas ini nama saya menjadi besar dan dikenal banyak
guru-guru se-Indonesia. KELAS ini telah memberikan saya inspirasi memberikan
tongkat estafet kepada penulis muda berbakat dalam kelas mini di Nusa Tenggara
Timur. Dengan nama KELAS WAG MBI (kelas belajar menulis pasti menjadi buku
ber-ISBN).
Dari lubuk hati yang paling
dalam saya mengucapkan banyak terima kasih untuk semuanya kepada Om Jay. Hingga
detik ini peran Om Jay dalam dunia menulis saya sangat luar biasa.
Pada sesi akhir nanti saya
akan membagikan hadiah buku tersebut, kepada yang menuliskan resume dalam blog
lalu di kirimkan ke FB saya yang ini. Lalu link alamat FB yang sudah dibagikan
ke FB saya juga link Blog mohon di kirimkan ke alamat email saya ini :
Sahabat literasi tercinta . .
. Dari tautan di atas, saya dapat
telpon VC dari Ketua Badan Khusus Perempuan PGRI NTT Bunda Emy Retno Rahayu,
S.Sos., M.Si., M.Pd
Malam ini Bunda akan
menyampaikan materi “MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELUR”
Sudah melihat semuanya?...
Perhatikan kalimat ini Apa
yang kamu lakukan semua akan berdampak, cuplikan dari video tersebut
Bagaimana yang Ibu dan Bapak
lakukan dalam menulis?...
Mulailah menulis dengan hati,
mulailah menulis dengan apa yang kita rasakan.
Lalu ada yang bertanya, nulis
apa ya enaknya?.....
Bebas…
Yang penting menulis….
Bunda akan bercerita tentang
bagaimana kita mulai belajar menulis dan menulis itu semudah ceplok telur…
Begitu diketuk kulit telurnya,
maka keluarlah isi telur kedalam wajan (penggorengan) dan langsung di hidangkan
di meja makan.
Seperti itulah semangat juang
saya untuk memberikan motivasi kepada sahabat literasi Nusantara dalam menulis
buku.
Jangan pernah berpikir ini itu
dan lain sebagainya, hal inilah yang akan membuat kita tidak bisa jalan.
Sebenarnya yang membuat kita
ragu-ragu itu adalah diri kita sendiri, dan musuh terbesar kita adalah
ketakutan kita pada diri sendiri.
Kalau Bapak Ibu buang rasa
takut itu, pasti kita mampu dan bisa berbuat banyak dengan ide yang ada di
kepala kita…
Sebagai penanda kita malam perpisahan
di kelas ini, he he he
3 orang teratas yaa...
Khusus peserta baru.
Penilaian 3 peserta saya
serahkan kepada Om Jay dan Moderator malam ini.
Siapa yang berhak menerima 3
hadiah untuk 3 peserta
Mari kita lanjutkan lagi kisah
saya yang lainnya . . .
Baiklah Ibu dan Bapak sekalian
. . .
Belajar menulis semudah ceplok
telur adalah Quote saya kepada penulis pemula, dalam kelas ini saya mengajak
Ibu dan Bapak untuk membaca kisah di bawah ini.
Terakhir saya buka blm ada
yang komen.
Bunda Lilis memang luar biasa
dan inspiraf...quotenya ini membuat saya sebagai penulis pemula merasa percaya
diri.
Iya bunda juga... nggak papa
besok Ibu May buka 3 teratas dengan akhir komen Kelas Om Jay Sayonara.
3 teratas ya bu, japri saya
Gubernur Nusa Tenggara Timur
(NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, menyebut, pengetahuan merupakan jalan untuk
menemukan Tuhan. Karena itu kata Viktor, harus ada restorasi dalam dunia
pendidikan agar dapat menghasilkan manusia-manusia NTT yang berkualitas. Hal
itu disampaikan Viktor, saat memberikan sambutan pada acara Hari Ulang Tahun
ke-9 SMPN 6 Nekamese dan Peluncuran Buku Karya Murid dan Para Guru di Halaman
SMPN 6 Nekamese, Desa Oelomin Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang, Sabtu
(15/8/2020).
“Pengetahuan adalah hal paling penting. Bahkan
itulah inti dari hidup. Orang tanpa pengetahuan, sesungguhnya dia tidak pernah
hidup. Karena Allah adalah sumber pengetahuan, awal dan akhir pengetahuan. Jadi
yang namanya pendidikan adalah satu-satunya jalan supaya menemukan
Allah,"tandasnya. Menurut Viktor, orang yang punya iman teguh pasti
mencintai pengetahuan dan rajin membaca. Dengan pengetahuan sebut Viktor, manusia
mampu membangun imajinasi yang membuatnya jadi orang hebat dan berkualitas.
Viktor mengatakan, ada empat hal yang menentukan kesuksesan hidup yakni
spritualitas atau keyakinan teguh, pengetahuan, punya jaringan atau networking
serta kesehatan yang prima.
Pendidikan lanjutnya, punya
peranan penting dalam membentuk keempat hal tersebut. “Karena itu saya sangat
serius, paksa dan dorong agar orang mengikuti pendidikan. Pendidikan harus
dibangun dalam semangat restorasi. Mengembalikan cara berpikir manusia supaya
tidak hanya tahu (know) tapi juga mengerti,"ujar Viktor. "Mengapa
sesuatu itu begini dan bukan begitu, itulah pendidikan yang hakiki. Pendidikan
harus bisa antar peserta didik untuk buktikan kebenaran dari sesuatu atau aspek
epistemogis dan nilai kegunaan atau aksiologisnya. Dalam berpengetahuan, kita
harus sampai pada level itu,” sambungnya.
Gubernur Viktor memberikan
apresiasi kepada kepala sekolah dan para guru SMPN 6 Nekamese. “Kenapa sekolah
ini baik karena mindset atau cara berpikir pemimpinnya. Pemimpin yang punya
cara berpikir baik dan mau berubah sehingga lingkungan bersih dan anak-anak
mampu menarasikan segala hal. Terima kasib ibu kepala sekolah dan para guru
yang sudah melatih anak-anak untuk jadi orang cerdas, peduli dan berani,”
pungkasnya.
Ibu dan Bapak sekalian,
Tulisan itu saya ambil dari
berita yang telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur NTT Viktor
Laiskodat: Pendidikan adalah Jalan Menemukan Tuhan", Klik untuk membacanya
di sini :
https://kupang.kompas.com/read/2020/08/16/08433901/gubernur-ntt-viktor-laiskodat-pendidikan-adalah-jalan-menemukan-tuhan?page=all
Jika Ibu dan Bapak ingin
membaca berita itu lebih jelas bisa Download aplikasi Kompas.com untuk akses
berita lebih mudah dan cepat, dengan Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Penulis : Kontributor Kupang,
Sigiranus Marutho Bere
Editor : Aprillia Ika
Ibu dan Bapak sekalian,
Tulisan itu saya menuliskannya
dalam buku dan sudah beredar se-antero negeri ini bersama beberapa guru yang
menjadi kuratormya adalah Pak Sahat Serasi Naibaho, yang saya pinang untuk kesekian
kalinya untuk menjadi editor buku kita nanti.
Tetapi Bapak dan Ibu jangan
beranggapan saya copi paste dari berita tersebut diatas. Berita tersebut malah
saya lihat baru kemaren sore Senin, 22 Februari 2021, sementara buku saya telah
terbit tahun 2020.
Saya menulis buku itu spontan
saja, ketika saya mendapatkan undangan dari sahabat saya kepala SMP Negeri 6
Nekamese.
Saya duduk dibangku paling
depan, sebenarnya saya duduk di kursi urutan kedua dari depan. Ketika saya
bertemu teman-teman dalam organisasi sejak saya di NTT (yang saat ini menjadi
pejabat NTT). Mereka mengajak saya bergabung duduk di barisan depan pas di
depan Gubernur NTT (Bapak Viktor Bung Tilu Laiskodat).
Kejadian itu saya rangkai
kalimat demi kalimatnya, dan menjadi sebuah buku. Buku Antologi, Ibu dan
Bapak bisa melihat kisah itu
dalam blog saya ini :
Masih banyak kisah saya dalam
blog saya yang telah menjadi buku, dan banyak kisah teman-teman serta sahabat
literasi yang saya ajak bergabung dalam KELAS WAG MBI Kelas belajar menulis
pasti menjadi buku ber-ISBN.
Mari mulai berani menulis…
Belajar menulis dalam
komunitas yang membawa Ibu dan Bapak menjadi penulis buku ber-ISBN.
Sebagai pengarang saya masih
lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya
akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik."
Kata Pramudya Ananta Toer :
“Orang boleh pandai setinggi
langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan
dari sejarah”
Mari menulis !!!
Sebab . . .
Menulis itu semudah ceplok
telur, maka menulislah (Lilis Sutikno)
Menulis adalah luapan rasa
cinta yang tak sampai, agar cinta kita tersampaikan dengan sempurna maka
menulislah (Lilis Sutikno)
Menulis adalah berteriak
kepada dunia tanpa suara (Lilis Sutikno)
Demikian Ibu May yang bisa
saya sampaikan malam ini, semoga bisa memberikan inspirasi kepada sahabat
literasi semua dalam group ini.
Tiada gading yang tak retak,
segala kesempurnaan itu milik Allah, biarlah segala kelemahan ini milik saya,
mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyampaikan materi ini
Salam Literasi
P1
Pertanyaan Pembuka dari Om
Jay.
Apa kesulitan yang ibu hadapi
saat membuat buku antologi?
Terima kasih Om Jay, menulis
Antologi itu sama dengan NUBER Nulis Bersama, bagi saya yang hingga kini sulit
adalah, saya tak bisa rem cerita Om Jay. Karena itu saya buat komunitas sendiri
dengan menulis Antologi yang memiliki Kepribadian sama dengan saya, mau menulis
suka-suka... Jadi peserta nya sedikit bukunya tebal. ..
Kalau saya ikut komunitas
lain, suka di CAT Cerita saya Om Jay.
Ketika Om Jay sudah membentuk
kami menjadi penulis. Sulit bagi kami untuk tidak bercerita banyak dalam
tulisan. Maksudnya sulit bagi saya untuk
menulis sedikit.
P2
Sang moderator sangat terkesan
dengan ungkapan menulis semudah ceplok telur Tuuk Braaay
Sebagai penulis pemula, sang
moderator ini masih kesulitan dalam istilah Tuuk.
Adakah kiat membangunkan ide
semudah ceplok telor bunda?
Terimakasih.
Lalu saya berkinjung ke kantor
bahasa NTT, jumpa dengan kepala kantor bahasa Ibu Valen namanya beliau cerita
menulis itu mudah. Semudah Ceplok Telur ya Bu Lilis?. Tulisannya Bu Lilis
bagus-bagus di facebook, sudah menjadi buku.
Baiklah Bu May, terima kasih,
dulu saya sulit menulis, lalu saya hobi nulis di Facebook, dari FB saya banyak
bercerita. Lalu ada yang komen Narasi dalam tulisan saya di facebook bagus.
Bunda simpan tidak?... Saya jawab, nggak ngalir saja. Lalu sarannya saya di
suruh simpan dalam laptop. Kisah-kisah dalam Facebook itulah yang kini menjadi
buku Best Seller Nusantara naik cetak ke-3
Sejak itu saya pakai Quote
bagi saya bahwa Menulis itu semudah ceplok telur
Nggak pakai mikir...
Tulis...
Tulis...
Tulis...
Kayak ceplok telur
Jadi deh
Ambil telur pukul pakai sendok
tuuk byarr, masuk penggorengan dan jadi telur mata sapi.
Intinya tulis saja ya yang ada
di kepala.
Lanjut ke pertanyaan
selanjutnya ya bunda. Lalu saya kembangkan dalam memberikan motivasi kepada
guru-guru se-ntt. Ketika saya menjadi narasumber literasi daerah perbatasan
Iya bu.
P3
Saya Syamsul Badri dari
Bengkulu, yang ingin saya tanyakan bagai mana ibu membagi waktu menulis semudah
caplok telur itu, apa ada kiat2 lain dlm mencaplok tulisan? Terimah Kasih.
Dulu saya ketika Diklat,
memiliki Widyaiswara cantik sekali dari P4TK Malang, nama nya Ibu DIAH. Saya
terkagum-kagum dengan beliau karena hobi menulis. Kata beliau... Semakin kita
banyak menulis, kita juga lebih banyak membaca, dan ketika kita banyak membaca.
Dari sanalah kita tahu, bahwa kita ini belum tahu apa-apa sama sekali. Saya
menulis ketika usai tahajud atau setelah subuh... Dalam keadaan ada wudhu (dan
usai berdoa/berdzikir). *Sepulang diklat, saya praktekkan, waktu itu anak saya
masih kecil-kecil. Kan masih tidur tuh anak-anak. lalu saya nulis... nulis apa
saja, yang sering sih nulia bahan ajar, lalu nulis Karya tulis ilmiah populer,
akhir-akhir ini saya hobi nulis inspirasi
Ternyata menulis dalam keadaan
kita suci (Berwudhu), membantu otak kita berpikir jernih dan ide mengalir bak
air sungai.
P4
Nama : susi mulyasih
Asal : lebak
Bahagia sekali bisa bertatap
maya dengan ibu, tulisannya begitu menginspirasi sekali, sekali baca saja
langsung membakar semangat pingin berkarya, cuma untuk dapat menulis non fiksi
masih terasa berat bagi saya, mohon tipsnya supaya bisa mewujudkan mimpi saya.
Oh yaa.. hingga saat ini saya
masih suka nulis di antar tahajud saya dan waktu masuk subuh pak...
Apakah sudah bisa Next bu?
Saya mungkin penulis paling
aneh dalam memberikan TIPS agar kita bisa menulis apa saja!!!. TIPS saya hanya
1 bu Susi. Minta kepada Allah agar mimpi kita di kabulkan Allah!!!. Lalu banyak
membaca!. Ini Kisah nyata Om Jay jadi saksinya. Dulu saya sulit membuat PTK
(Penelitian Tindakan Kelas). Saya masuk kelas ini tidak ada pelajaran
membuat/menulis PTK. Tetapi guru dewasa seperti saya di tuntut harus bisa
menulis/membuat PTK. Jika tidak, kita tidak bisa naik pangkat ke jenjang yang
lebih tinggi. Saya berdoa kepada Allah. Ya Allah bimbing saya untuk bisa
membuat PTK.
Sungguh ajaib, Om Jay
Nge-Share tentang PTK dalam VIDEO, lalu Om Jay jualan buku PTK dari luar negeri
harganya mahal menurut saya. Tetapi karena saya butuh, saya beli. Lalu saya
baca... Trus saya bisa menulis PTK, dan sekarang saya Narasumber PTK bagi
guru-guru se-NTT melalui AGUPENA NTT. Saya juga mengelola Jurnal Ilmiah.
Kuncinya banyak baca, dan berdoa!!!
P5
Assalamualaikum bunda Lilis...
Materinya sungguh luar biasa...maaf bukan tidak mau singgah
Mungkin alasan klise
Tapi memang saya tidak bisa
memberikan komentar karena saya tidak bisa menemukan kolom komentar
Apakah bunda pernah mengalami
kesulitan dalam menulis, misalnya kurangnya dukungan dari keluarga? Trimakasih. (zikria Desi)
Terima kasih Bu, DULU IYA.
Suami terganggu sekali dengan hobi saya membaca, berserakan di tempat tidur. Saya
selalu tidur bersama buku-buku dan berserakan di bantal, di kasur, di mana
saja... Lalu suami suka marah-marah. Tetapi saya bilang suami. Senang mana
punya istri suka membaca?, dengan istri yang suka belanja di mall?. Jawab sudah
Paa... Saya panggil suami PAPA dari kami masih pacaran lewat tulisan KAMI
SAHABAT PENA KENAL LEWAT KORAN JAWA POS. Suami saya tak bisa menjawabnya, lalu
berikutnya jika mau tidur... *Suami rapikan buku-buku saya lalu tidur di
sebelah saya. Sekarang meja belajar saya pas di tepi tempat tidur. ha ha ha....
Kesulitannya jika saya akan
menuliskan sesuatu, dan saya belum paham... maka saya akan mencari tahu lewat
mana saja, kadang beli buku hingga mahal-mahal. Sebab seorang penulis itu
jenius harus pinter. Untuk pinter dan jenius harus banyak membaca. Tanpa baca
kita sulit untuk merangkai kata-kata bu. Demikian jawaban saya.
P6
Dari Bu Diyah kota Malang.
Sungguh sangat inspiratif
Bunda Lilis.
Bagaimana bunda bisa menggerakan NTT, seluar biasa itu?
Langkah awal apa yang bunda
tempuh?
Saya buka KELAS WAG MBI Bu...
tapi awalnya juga bukan orang NTT yang termotivasi. Justru dari luar NTT yang
banyak hingga detik ini teman dan sahabat literasi saya motivasi untuk menulis
buku SOLO KARIER. Dengan cara saya MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELUR. Caranya begini
. . .
Saya minta menulis
sedikit-sedikit... lalu kirim lewat email ibugurucantik@yahoo.co.id
Lalu saya susun satu
persatu... dengan demikian mereka punya buku... Sistem setoran tulisan seperti
hafalan Qur'an... Ada di Power Point saya tadi. Saat ini saya bimbing 5 guru
seperti itu... Setiap hari setoran tulisan atau Puisi. Ini yang siap cetak
teman belum jumpa juga.
Sekarang bukan hanya guru di
NTT yang nulis buku bu, tetapi anak-anak juga.
Beliau tiap hari nulis... tiap
hari saya koreksi... kalau saya pas banyak pekerjaan saya ijin... begitu
seterusnya bu. Hingga mereka merasakan bahwa menulis buku itu semudah ceplok
telur.
P7
Bagaimana caranya Bu agar
menulisnya tidak macet?
(Wiwik Ekawati).
kereta api cepat Jakarta -
Surabaya
Wah Bu Wiwik... hampir setiap
kali saya jadi narasumber, selalu pertanyaan ini ada. Ini nyambung yang atas ya
Bu Wiwik. Saya pribadi suka nulis... Nulis saja.... Jika bapak ibu lihat Blog
saya bagian atas ada yang belum rampung. Saya biarkan saja. Nanti ada waktu
saya selesaikan. Kuncinya ketika menulis, jangan ragu-ragu lalu hapus...
*Biarkan tulisan kita dalam laptop, jangan ganggu gugat. TUTUP LAPTOP, lalu Ibu
dan Bapak... jalan-jalan... kalau saya karena saat ini pandemi. Tutup Laptop,
lalu makan... atau nonton TV, atau tidur... ha ha ha . . . Setelah beberapa
hari, buka laptop, baca doa, minta Allah membuka pikiran kita, lalu nulis
lagi... Insya Allah tulisan kita sudah lancar bak kereya
Rasa takut pada diri sendiri
itu munculnya dari dalam hati kita. Untuk membuang itu semua, cobalah menulis
dari hati. Tulislah tentang diri kita sendiri, lingkungan kita, dan apa yang
menurutmu enak untuk di tulis. Lalu tuliskanlah seperti Engkau membuat Ceplok
Telur Tuk Byarrr.... Ketika semua sudah tertulis lenyap lah beban dalam hati
kita.
Sebab . . . Menulis itu memang
semudah ceplok telur
Demikian ibu dan bapak
sekalian, Tiada gading yang retak, biarkan semua yang tak berkenan menjadi
milik saya sebab kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT.
Saya undur diri, selamat
beristirahat.
Wassalamualaikum, wr.wb
Komentar
Posting Komentar