Cara Menyusun Buku Secara Sistematis


 Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Materi malam ini tentang  "Cara Menyusun Buku Secara Sistematis", yang akan disampaikan oleh Yulius Roma Patandean.

Untuk bapak ibu penulis

yang tertarik menerbitkan buku di Penerbit Andi, sebaiknya naskah buku dibuatkan indeks.  

Langkahnya pilih satu kata yang ada dalam bacaan, kemudian blok. Setelah itu, pilih references, kemudian klik mark entry, setelaah itu akan muncul sebuah tanda atau simbol ¶., setelah itu, pilih insert index. Maka hasilnya akan otomatis ada pada halaman indeks yang sudah kita siapkan.

Untuk menghilangkan tanda atau simbol yang muncul tadi, pilih home kmudian klik tanda ¶. Maka, teks atau naskah kita akan normal kembali. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat pada:

https://youtu.be/mS8bfNZT-rA

Untuk judul, Bab dan sub Judul tulisan pada buku secara otomatis.

https://youtu.be/eePQwyHAcjw

Daftar Isi, Kutipan, Indeks dan Daftar Pustaka otomatis

https://youtu.be/eePQwyHAcjw

Kita juga menerapkan  CLBK yang artinya Coba Lakukan Biasakan dan Konsisten.

 

CLBK. Yang artinya Coba Lakukan Biasakan dan Konsisten.

Memulai sesuatu tentunya tidak mudah. Sama halnya dalam mengumpulkan percikan-percikan naskah buku, demikian pula dalam mengedit dan menyatukan percikan naskah kita.

Biarkan saja percikannya menyebar sana-sini di laptop, ketika nikmati penyusunannya akan menghasilkan karya yang luar biasa.

Trik yang digunakan supaya bisa cepat selesai dalam.mewujudkan 1 buku yang menjadi tantangan adalah fokus. Jika target saya menerbitkan buku minggu depan, maka minggu ini harus tuntas. Saya masih memegang titipan tips dari Prof. Eko, yakni maksimal menulis di akhir pekan, hari Sabtu dan Minggu.

Menulis pada hari Sabtu dan  Minggu dengan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki, pantang mundur jika naskah tidak terbit. Dengan demikian, Naskah terbit memberi kebahagiaan tidak ternilai untuk sejarah hidup kita.

Menulis sebenarnya tidak perlu pakai sub judul. Strateginya adalah menulis naskah sebanyak-banyaknya. Karena Judul dan sub judul harus rancang belakangan .

Hal ini, bisa dilakukan karena pikiran penulis seolah terbatasi jika,  jika kita sebagai penulis menyiapkan  judul terlebih dahulu. Dengan demikian, urutan BAB dan sub judul baru bisa disesuaikan ketikan melakukan proses pengeditan.

Dalam segalahal usahakan kita untuk mengambil fotonya. Biasakan koleksi foto lewat kamera handphone. Karena itu bisa menjadikan sumber informasi bagi kita. Dan menimbulkan ide-ide untuk menulis sebuah artikel atau cerpen.

Konsistensi dalam menulis kita sebaiknya, menyiapkan hari khusus untuk menulis. Hari yang bisa membuat kita untuk bisa menyatukan berbagai tulisan yang sudah kita garap sebelumnya. jika kepepet waktu untuk penyelesaian naskah , maka saya mengedit, menambah dan melengkapi naskah setiap malam. Sejak saya mengikuti pelatihan ini, jam tidur saya paling cepat jam 11 malam Waktu Indonesia Tengah.

Kendala utama dalam menulis adalah Manajemen Waktu. Solusinya adalah memisahkan waktu antara bekerja, kegiatan masyarakat dan kuliah. Jangan pernah menunda untuk menuliskan ide untuk naskah buku.

Kalau seandainya kita ditanya mana yang mudah menulis buku fiksi dan non fiksi? Maka jawabannya adalah lebih mudah menulis non fiksi. Karena buku non fiksi berdasarkan data fata yang ada. Kita hanya merangkainya menjadi bebebrapa kalimat yang bagus dan menarik.

Prinsip yang bisa kita  pegang adalah Jangan menulis karena kebutuhan naik pangkat (bagi guru PNS),  jika ini dipegang tentu motivasi dan niat menulisnya kurang power.

Terkait Channel YouTube, sebenarnya Youtube dibuat untuk melayani siswa-siswa beliau yang  belajar nya tertunda selama program belajar dari rumah. Dan kondisi ini masih berlangsung sampai sekarang. Hampir semua tatap muka pembelajaran di kelas, tersimpan di Youtube sejak tahun lalu hingga hari ini.

Latar belakang sebuah buku diawali dengan kalimat tanya ( pertanyaan retorikal).

Why not? Tentu bisa. Justru ini bisa menggelitik pembaca. Bagi saya, itu adalah sebuah kekhasan dan karakteristik seorang penulis. Menawarkan sebuah hal yang baru tentunya memuaskan pembaca.

Ketentuan/ minimal jumlah bab dalam menulis  sebuah buku.

Untuk menulis buku non fiksi, minimal 5 BAB. Seperti yang kita ketahui standar penerbitan buku adalah 40 halaman versi UNESCO, kertas A5, ukuran font 12, Times New Roman. 5 BAB dengan masing-masing 20 halaman isi akan menghasilkan satu buku dengan ketebalan isi 100 lembar. Dan sebaiknya buku tidak terlalu tipis agar ikut juga memuaskan penerbit.  

Keuntungan dari menyusun naskah buku secara otomatis dengan membuat otomatis, jauh menghemat waktu, terutama jika memindahkan bagian naskah dari satu bab ke bab lainnya.

Membuat otomatis juga sebenarnya turut membantu bagian penerbit, karena naskah kita rapi mulai dari lembaran pertama hingga bagian Sinopsis.

Naskah yang dianggap baik ternyata ditolak penerbit mayor. Demikian halnya dengan buku. Jika satu dua penerbit mayor belum jatuh hati pada naskah. Cobalah menawarkannya ke penerbit Indie. Untuk melepaskan penat menulis, telah hadir penerbit Indie yang berkenan memberikan jejak keabadian kita di dunia literasi.

Kiat khusus yang dilakukan dalam menulis adalah kiatnya: CLBK.

Itulah kiat beliau dalam menulis. Selebihnya, miliki sebuah motivasi bahwa beliau harus menerbitkan naskah buku melalui tetesan keringat beliau, biarkan emosi itu tercampur dalam buku perdana yang akan diterbitkan. Pada buku perdana akan ada rasa capek, galau, pusing, kecewa dan niat untuk menyerah. Pastikan naskah buku perdana terbit. Cukup di penerbit Indie. Selanjutnya, rasakan sensasinya, bahwa Anda sudah mencatatkan nama pada keabadian (menguti pak haji Thamrin Dahlan  

Untuk menjadi seorang pnulis sebaiknya kita memilih non fiksi. Buku non fiksi mudah ditulis. Sumbernya tak terbatas, tanpa melalui dunia khayalan. dari aktifitas mengajar bisa dibukukan, pengalaman jalan-jalan, materi perkulian dari internet maupun media sosail lainnya.

Terkait Sinopsis, isinya adalah ringkasan buku, dan kepada siapa pembaca buku itu ditujukan, apakah masyarakat umum atau terbatas ke kalangan tertentu seperti mahasiswa, guru, dosen.

Jadi, menulislah dengan niat yang mulia bahwa harus ada jejak literasi yang ditinggalkan sebelum sang pencipta memanggil. Tidak ada kecewa dalam menulis, namun sesungguhnya yang ada adalah kepuasan bathin. Jangan pernah berhenti menulis. Menulislah selagi mampu.

Salam Literasi.

Saya ucapkan terima kasih kepada narasumber hebat malam ini. Saya mohon.maaf bila dalam. megawal acara Ini  ada kekurangan dan kesalahan.

 

Komentar