Pemasaran Buku
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pukul 19.00 Wib kita akan
mendapatkan pencerahan dari bapak @Akbar Zainudin. Dengan judul, “Pemasaran Buku”. Dengan moderator ibu, “Sri
Sugiastuti”, atau yang biasa dipanggil juga ibu Kanjeng.
Saya sudah buatkan video
pembelajaran untuk pemasaran buku ini di YouTube saya, Akbar Zainudin. Silakan
dilihat terlebih dahulu sebelum nanti saya jelaskan.
https://youtu.be/lZhAixv86wA
Sebagai Perkenalan dari beliau
sebagai nara sumber pada malam ini.
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Para peserta yang hebat dan luar
biasa, Saya mengucapkan terima kasih kepada Om Jay dan panitia yang sudah
berkenan mengundang saya untuk belajar bersama Bapak Ibu tentang straregi
promosi buku. Terima kasih juga untuk Moderator yang luar biasa.
Mohon izin Saya memperkenalkan
diri, nama saya Akbar Zainudin, penulis buku Man Jadda Wajada. Boleh dibilang,
ini adalah buku solo saya yang pertama. Sebelumnya menulis beberapa buku
antologi. Alhamdulillah, buku ini baru cetakan ke-13, beredar 55.000 eksemplar.
Setelah Man Jadda Wajada, saya menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang.
Buku saya tentang menulis adalah
UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Ini buku panduan menulis dari A
sampai Z.
Silakan Bapak Ibu disimak dengan
baik dan saya yakin pasti akan mencerahkan sekaligus menambah wawasan Bapak Ibu
tentang dunia menulis.
STRATEGI PEMASARAN BUKU
Strategi pemasaran, termasuk buku
terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi
Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan
Promotion (Promosi).
Sebelum kita bahas empat strategi
di atas, yang perlu kita lakukan bahkan sebelum menulis adalah menentukan
target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu
saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua.
STRATEGI PEMASARAN BUKU
Strategi pemasaran, termasuk buku
terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi
Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan
Promotion (Promosi).
Sebelum kita bahas empat strategi
di atas, yang perlu kita lakukan bahkan sebelum menulis adalah menentukan
target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu
saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua.
STRATEGI PRODUK.
Ini sebenarnya lebih banyak
menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan
masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dana pa kebutuhan mereka
terhadap buku kita.
Dengan demikian, konsep buku yang
akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.
STRATEGI HARGA.
Menentukan harga buku juga
biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku,
ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku
dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa).
Harga buku bisa dijual lebih
mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain.
Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan
lain-lain)
STRATEGI DISTRIBUSI
Distribusi secara umum dibagi
menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi
tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan
nasional maupun toko buku lokal.
Sedangkan distribusi non
tradisional, di antaranya adalah:
1. Melalui MLM (Multilevel
Marketing)
2. Melalui Penjualan Langsung
3. Melalui Marketplace/e-Commerce
(Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).
STRATEGI PROMOSI
Program promosi bisa dilakukan oleh
penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan.
Pertama, Launching buku. Adalah
program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan,
hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang
membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu
meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu
menyelenggarakan program launching buku.
Kalau di Gramedia, di toko-toko
buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini.
Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.
Kedua, Bedah Buku. Bedah buku
adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara
online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama
dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim,
masjid, dan sebagainya.
Pokoknya, di semua tempat dan
situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita
selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa
orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara
kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.
Yang lebih mudah sekarang ini
adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah
buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.
Ketiga, melakukan seminar ataupun
workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis.
Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi
dan menulis.
Seminar atau workshop ini,
pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan
buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali.
Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa
offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.
Keempat, membangun komunitas.
Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema
buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku
tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang
menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas
Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.
Komunitas membuat kita lebih
dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam
membeli buku.
Saya sendiri membangun banyak
komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya.
Semua komunitas itu ada bukunya. Saya share materi-materi yang ada di buku
secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini
mendapatkan manfaat. Biasanya saya bentuk di WA Grup. Sesekali seminar melalui
Zoom.
Kelima, membangun jaringan
reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan
mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari
harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita
berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka
untuk menjual.
Dewa Eka Prayoga, berhasil
menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu
resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan
reseller, akan memudahkan kita menjual buku.
Saya juga sedang membangun
jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100an orang. InsyaAllah akan
terus bertambah.
Keenam, jualan di marketplace.
Buka toko di Marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan
sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi
kita.
Yang penting keberadaan kita dan
buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang
mencari judul buku kita, bisa ditemukan.
Ketujuh, memanfaatkan media
sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan
subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat
status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan
buku yang kita tulis.
Dan jangan setiap hari isinya
jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan
pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi
followers kita.
Sharing-sharing apa saja, kalau
perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan
semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita
dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
Jadi, pada dasarnya kita ini
memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan
memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam
mengambil keputusan.
Dengan bersama-sama membangun
kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.
Jualan buku lewat chanel seperti
shopee, gramedia, WA, dan reseller.
Membuat komunitas tergantung
manfaat yang akan diberikan kepada mereka. Contohnya, menulis bareng. Yaitu
dengan memberi bimbingan dan motivasi kepada mereka. Membuat kerangka buku yang
bagus yang nantinya bisa memebuat buku tersebut laku dipsaran. Membuat
komunitas atau grup hanya sebagai bonus bagi kita yang penting kita harus mmapu
memahaminya.
Youtube memang banya yang
menonton. Tetapi, tergantung kepada kita apa mau kita membaca? Yang pentingnya
adalah risett dari kita masing-masing. Yotube sebagai pintu masuk agar
orang-orang mau membaca buku kita. Youtube hanya 10 sampai 15 menit. Jadi, kita
ingin membacanya lebih lengkap pada buku.
Untuk mau sukses tidak ada jalan
yang landai. Pasti selalu ada jalan yang berbatuan yang menghantam dan
rintangan untuk menjadi sukses. Yang penting kita tetap sungguh-sungguh. Usaha dan
do’a agar kita mampu untuk berhasil, kemudian juga semangat yang penting.
CATATAN PENUTUP
Sebagai catatan penutup. Sekarang
ini sebagai seorang penulis, kita kalau bisa memiliki beberapa keterampilan
yang akan membantu proses penjualan buku.
Pertama, keterampilan berbicara
yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara
ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.
Kedua, kemampuan copywriting
(membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan
paling penting untuk menjual pada Abad 21.
Ketiga, pemanfaatan teknologi
informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG,
Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti
itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.
Sebagai catatan penutup,
Saya melakukan 7 strategi
pemasaran buku di atas. Jadi, bukan hanya teori, tetapi semuanya sudah
dilakukan. Lalu kalau ditanya mana yang paling mengena, setiap program kita
mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda.
Update status di IG, FB, dan
YouTube biasanya akan lebih banyak membuat orang tahu. Nah, transaksi terjadi
di WA. Jadi, cara kita menjawab di WA juga sangat berpengaruh.
Yang juga penjualannya banyak
adalah saat kita mengadakan acara, baik online maupun offline. Sehabis seminar,
biasanya orang tertarik dengan apa yang kita bicarakan, lalu membeli buku kita.
Jadi, sebelum seminar saya selalu
pikirkan program apa yang saya buat khusus buat seminar yang akan saya
selenggarakan. Seperti malam ini, ada program untuk Diklat Menulis, ada juga program untuk Mentoring menulis buku.
Kalau bagi saya, kita lakukan
semua yang bisa kita lakukan. Tidak perlu malu, tidak perlu berkecil hati,
terus disabari, karena suatu saat pasti akan berhasil.
Tugas kita bekerja, biarlah
hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Tugas kita adalah membuat program
sebanyak-banyaknya, melakukan promosi sebanyak-banyaknya, hasilnya biarlah
menjadi wewenang Gusti Allah.
Kalau sudah begitu, kita
mengerjakan apa saja dengan enak hati. Kalau ada yang menolak membeli buku
kita, kita tidak sakit hati. Sudah capek ngomong, tidak ada yang beli, biasa
saja. Hidup ini terus berjalan, dan kita lakoni dengan penuh semangat positif.
Yang penting jangan pernah
berhenti berusaha. Kalau sudah berhenti berusaha, sudah pasti akan gagal. Kerja
keras memang tidak menjamin kesuksesan, namun orang-orang yang sukses adalah
orang-orang bekerja keras.
Bapak Ibu yang hebat,
Mulai malam ini, rasanya sudah
saatnya berhenti kita menganggap diri kita tidak mampu, tidak bisa. Kita bisa
kalau kita yakin bahwa kita bisa. Kita mampu kalau kita yakin bahwa kita mampu.
Berani saja mulai menulis.
Keberanian memang tidak menjamin kesuksesan, tetapi percayalah hanya
orang-orang berani yang akan sukses.
Menulis itu tentang keterampilan.
Semakin rajin dilatih, semakin hebat tulisan kita. Berhenti ikut banyak seminar
dan pelatihan kalau tidak pernah latihan. Buat apa?
Buat target, bikin rencana,
jalankan, dan evaluasi. Buat rencana baru lagi, targetkan, evaluasi lagi.
Begitu seterusnya. Gagal? Coba lagi. Gagal lagi? Coba lagi, lagi dan lagi.
Sampai kapan? Sampai berhasil.
Demikian, terima kasih banyak
untuk diskusi hebat malam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Semangat yang memotivasi,
BalasHapusSemoga buku yang telah terbit di lancarkan pemasarannya
Aamiin
HapusSemangat mencoba dan emncoba lagi. Semoga dengan semangay yang tinggi, karya yang didamva segera terwujud. Selanjutnya dapat laris terjual dengan bermodalkan srategi pemasaran yang diberikan pak Akbar.
BalasHapusAamiin Bu. Semangat
Hapus