Pembekalan CPP Rangkuman hari ke-5
Rangkuman hari ke-5
a.
Pendidikan zaman colonial
1985 Bupati mendirikan sekolah untuk calon pegawai, sekoalh bumi putera terdiri
dari 3 lokal hanya untuk anak yang bekerja sebagai pembantu. 1920 perubahan
radikal dalam pendidikan dan pengajaran. 1922 taman siswa Yogyakarta
kemerdekaan dan kebudayaan oleh KHD.
b.
Pendidikan diartikan
sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Maksud Pendidikan yaitu: menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat.
c.
Perbandingan metode
Frobel, Montessori dan Taman Siswa tentang
pengaruh tenaga lahir pada batin sebagai berikut: a) metode
Montessori adalah metode yang mengutamakan pelajaran panca indra, hingga ujung
jari pun dihidupkan rasanya,dan memberikan kemerdekaan kepada anak secara luas,
namun anak tidak diberikan permainan. b) Frobel adalah metode yang digunakan
dengan menjadikan panca indra sebagai konsentrasi pembelajarannya, tetapi
dengan mengutamakan adalah permainan anak-anak, kegembiraan anak, sehingga
pelajaran panca indra juga diwujudkan menjadi barang-barang yang menyenangkan
anak. Tetapi, dalam proses pembelajarannya anak masih diperintah. c) Taman
Siswa bisa dikatakan memakai kedua metode tersebut, namun pelajaran paca indra
dan permainan tidak dipisah, yaitu dianggap satu. Sebab, salam Taman Siswa
terdapat kepercayaan bahwa dalam segala tingkah laku dan segala kehidupan
anak-anak tersebut sudah diisi Sang Maha Among (Pemelihara) dengan segala alat-alat
yang bersifat mendidik si anak.
d.
Melihat kondisi anak kita
sendiri seperti yang dtelah dijelaskan diatas, sudah barang tentu bahwa kita
bangsa Indonesia juga memiliki sejenis metode Montessori dan metode Froble
yaitu Metode Kodrat Iradat (Natur dan Evolusi). Bisa juga dinamakan metode Kaki
Among Nini Among, yaitu metode Among Siswa.
e.
Tri tunggal perjuangan
KHD: Perjuangan kemerdekaan (wartawan, politikus), perjuangan pendidikan
(pendidik), perjuangan kebudayaan (budayawan).
f.
Relevansi pemikiran KHD:
Kodrat keadaan (Kodrat alam dan zaman), Asas Trikon (kontinuiteit, konvergensi,
konsentaris), dan hal yang berubah (budi pekerti)
g.
Profil belajar Pancasila.
Sesuai dengan KHD, profil pelajar Pancasila dibedakan atas 6 dimensi yaitu 1)
Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri;
3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.
Komentar
Posting Komentar